Sabtu, 24 Januari 2015

SUJINI_KOE HOMELAND: LOVE THEORY

SUJINI_KOE HOMELAND: LOVE THEORY: EFEK  DOPPLER Definisi efek Doppler adalah gejala bunyi yang diselidiki oleh Doppler, membahas perubahan frekuensi yang diter...

Senin, 30 Desember 2013

Yang Terjadi di Hari Minggu di Penghujung Tahun

Minggu.
29 Desember 2013

Tidak ada yang berbeda dengan hari Minggu sebelumnya. Kecuali cuaca cerah dengan matahari yang masih setia menyinari bulan Desember yang seharusnya dirundung hujan. Ah, mungkin pemikiran seperti inilah yang memulai semuanya.

Pagi hari sebelum berangkat ke tempat kerja--libur kerja hari Senin-- Ibu menyuruh untuk tidak mengendarai motor sendiri dan meminta Adik untuk mengantar. "Hari ini jangan bawa motor. Minta Widi buat ngantar dan nanti jemput waktu pulang," pesan Ibu.

Tapi, apa mau dikata ketika mau berangkat kerja ternyata sang Adik sudah menghilang. Dengan sedikit kesal akhirnya berangkat sendiri ke tempat kerja dan mengendarai motor sendiri. Entah mengapa, hari ini sengaja tidak pakai helm padahal biasanya selalu pakai helm putih kesayangan. Jarak rumah ke tempat kerja hanya 5 menit kalau naik motor, jadi nggak masalah kalau tidak berhelm. Seharusnya sih.

Semuanya dimulai ketika mau belok kanan dan nyebrang untuk masuk ke tempat kerja. Tapi, tiba-tiba saja ada motor yang nyruduk dari belakang dan nabrak setirku yang memang sudah miring ke arah kanan. Saat itu yang kuingat hanya suara benturan keras dan aku yang sudah terduduk. Dan, kepala kananku yang sakitnya minta ampun.

Masih agak bingung dengan apa yang kutabrak, ada orang yang mengulurkan tangan untuk membantu berdiri. Nggak tahu juga apa yang salah tapi rasanya ada yang menjungkir-balikkan kepalaku, secara refleks tangan mencengkeram erat yang ada di sampingku karena aku takut jatuh. Begitu membuka mata, aku sudah duduk di bale-bale yang ada di teras tempat kerja. Tadi siapa yang sudah membopong aku ya?

Kepala masih berputar-putar, aku sudah dikerubungi banyak orang. Ah, ada si Nenek di rumah sebelah juga tanya apa aku baik-baik saja. Ada bapak-bapak yang nyodorin sebotol Aqua satu liter dan maksain biar aku minum. Pelan-pelan minum seteguk dan langsung naruh botol itu di samping badan sambil masih bingung dengan pertanyaan orang-orang. Nggak sadar juga kalau dari tadi aku cuma ngucapin, "nggak apa-apa, saya nggak apa-apa."

Begitu orang-orang ngecek kalau luka-luka yang kudapat cuma lecet di telapak tangan kanan dan pergelangan kaki kanan, mereka mulai pergi. Syukurlah. Pusing ndengerin mereka bertanya apa yang terjadi padahal aku nggak ingat juga tadi kenapa ya?

Ada seorang bapak-bapak yang tanya terus apa aku baik-baik saja, sepertinya orang itu yang nabrak aku tadi. Tiba-tiba saja dia megang tangan kiriku dan naruh selembar uang 50 ribuan sambil berkata, "ini untuk pijat ya, mbak."

"Hah?" Otak masih nggak ngerti.

"Rumahku di kampung blablabla, ....mbaknya blablabla....blablabla...." Orang ini ngomong apa sih?

Akhirnya orang itu pergi dan tempat kerjaku kembali sepi. Teman satu kerjaanku langsung nyodorin betadine dan plester. Dengan agak pincang dan masih mencoba mengingat-ngingat apa yang terjadi, aku pergi ke kamar mandi buat nyuci tangan dan kakiku yang lecet. Perih juga sewaktu kukasih betadine. Oke. Dan perutku mual.

"Kamu pulang aja, Hen."

Pulang? Dan membuat kehebohan berlebih di rumah? Oh, no!

"Nggak."

Benar saja, hari ini super sibuk di tempat kerja. Lebih baik berada di tempat kerja saja. Toh aku juga nggak kenapa-kenapa. Aku bahkan nggak gemetaran sama sekali. Tapi sepertinya pucat soalnya tadi orang-orang ngelihat mukaku dengan ekspresi yang aneh.

Empat puluh menit kemudian, menatap kosong layar komputer dan ngirim pesan ke Angel. Call me.
Yep, Angel nelpon. Cerita ke dia kalau tadi aku habis kecelakaan dan mulai histeris, bahkan pakai nangis segala. Kaget yang telat. Shocked yang telat juga.

Tapi, rekan kerja masuk ruangan dan bilang orang yang kemarin janjian buat mendonasikan majalah sudah datang. Langsung saja motong pembicaraan dengan si Angel. Bilang nggak apa-apa dan langsung berhenti nangis. Menemui pak Benny dan mengurus semua prosedurnya. Walaupun masih mikir kenapa otakku lambat sekali? Untuk mengetik blangko surat saja seperti berasa slowmo dan nggak selesai-selesai. Mendengarkan cerita pak Benny juga sedikit kesusahan. Mendengar dengan jelas sih ucapannya beliau tapi kenapa sepertinya otak susah memahami. What's wrong with my head?

Ternyata selain sulit memahami ucapan orang-orang di sekitar, mengerti beberapa pesan yang masuk di hape juga susah. Baiklah, pesan-pesan itu bisa diurus nanti saja. Kalau sudah di rumah.

Seharian berjuang keras melawan rasa sakit di kepala yang benjol. Bersyukur juga karena si Angel dan salah satu teman di wa ngajak ngobrol dikit. Lumayanlah untuk membantu melupakan rasa sakit. Tapi obrolan pendek dengan si Angel cukup membuat sedih juga. Kenapa kami harus membahas lagu Find the Way-nya Mika Nakashima? Haduh. Kepala tambah pusing.

Sorenya, pulang ke rumah juga sebuah perjuangan yang lain. Motor baik-baik saja. Pengendaranya saja yang lecet-lecet. dikit.

Sampai di rumah, orang-orang belum pulang. Thanks, God!
Langsung tidur. Tapi, kepala tidak bisa diajak miring ke kanan. Sakit. tidur terlentang juga tidak bisa karena kepala yang benjol juga tertekan. Akhirnya cuma bisa miring ke kiri. Mencoba tidur dengan susah payah.

Begitu ortu ada di rumah, Ibu-lah yang langsung heboh. Rentetan pertanyaan yang nggak ada ujungnya itu benar-benar menyiksa.

Yes, I'm fine.
No, no need to go to a doctor.
It's just a bump.
(A nasty bump on my head)

"Tadi pagi sudah dibilangin jangan bawa motor sendiri. Kenapa nggak diantar Widi?"
"Widi ilang."
"Seharian tadi perasaan nggak enak dan nggak tenang. Kamu itu bisa-bisanya..."
"Nggak apa-apa kok."

Hm. Firasat Ibu.

Malamnya, mencoba beristirahat itu ternyata susah ya?

Badan sakit semua tapi kenapa tidak bisa tidur? Membaca buku mungkin bisa membantu dan yang ada di depan mata adalah bukunya Karen Amstrong, Sejarah Tuhan. Haha.

"Kultur ilmiah mendidik manusia modern untuk hanya memerhatikan dunia fisik dan material. Akibatnya, manusiakehilangan kepekaan akan 'spiritual' atau 'suci'. Gudnite."

Sms yang dibagi ke beberapa teman karena kalau menemukan sesuatu yang menarik itu harus dibagi.
Jawaban 1: *aku disuruh tidur*
Jawaban 2: ucapan selamat malam juga.
Jawaban 3: Are u BUDHA? U TEXT ME?!

"Noph, i have a bump on my head and im trying to read a book, okay?"

Harus tidur. Hal itulah yang dilakukan. Sekalipun mengerang dan merintih kesakitan setiap mencoba mencari posisi yang nyaman di atas kasur. Tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam karena salah pindah posisi dan kepala akan terasa nyeri. Seharusnya aku pergi ke dokter, mungkin aku akan diberi obat penghilang rasa sakit. Tapi, ya sudahlah, Aku baik-baik saja kok.

Paginya, bangun tidur dengan badan serasa seperti terlepas satu per satu. Kepala masih sakit. My beloved bump still on my head. Lengan kanan nyeri. Leher kiri tidak bisa digerakkan. Tulang rusuk kanan sakit. Dan menemukan beberapa luka lain di paha dan perut. Baguslah.

Dan, menemukan beberapa sms yang masuk ketika aku sedang tidur.

Jadi, apa pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini?
1. Jangan lupa berdoa, Hen. Kamu lupa bersyukur.
2. Dengarkan ucapan Ibu ya.

Satu lagi. Tidak tahu kan kalau aku bisa ngobrol, kerja dan mendengarkan orang-orang sekalipun aku habis ditabrak motor?

(Okay, I'm enjoying my rest time now.)
Bye.


Selasa, 24 Desember 2013

Cerita Agustus (Bagian Satu)

Hei, kamu yang aku temukan di suatu malam di pertengahan Agustus. Apa kabarmu?

Hei, kamu yang dulu ingusan dan selalu jadi musuhku. Apakah kamu rindu rumah?
Masihkah kamu ingin memeluk erat kedua orang yang aku cintai itu?

Hei, kamu yang selalu dibandingkan dengan dinginnya Januari. Apakah kamu bahagia sekarang?

Hei, kamu yang selalu diam. Apakah kamu tahu kamu sudah meyakiti orang-orang yang menyayangimu?

Hei, kamu yang dibanggakan mereka. Tahukah kamu seberapa besar harapan yang diletakkan di atas pundakmu?

Hei, kamu yang membawa nama mereka dan namaku beberapa waktu lalu. Tahukah kamu betapa rendahnya itu?

Hei, kamu yang telah aku anggap dewasa. Jangan pernah meneteskan air matamu untuk dia selain Ibumu.

Hei, kamu yang tetap saja aku cintai.

Aku sedang marah.


Batu, 5 Desember 2013
(Sebuah postingan yang tertunda)

PS: Karena Agustus tidak akan hilang, tentu masih akan ada bagian yang lain yang akan ditulis.

Rabu, 27 November 2013

Cinta Sepihak, Perasaan Terpendam, Mimpi-Mimpi, dan Obrolan Dua Gadis Bodoh.

Didedikasikan untuk novel Dance for Two (dan mungkin sedikit menyenggol Catatan Musim)

Jangan meremehkan obrolan dua gadis bodoh dan ingusan(soal cinta), karena diskusi-diskusi dan perselisihan tidak jelas itu bisa menghasilkan sebuah karya tulis yang dicetak secara luas. Sebuah novel. Sungguh tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa perbincangan tak berujung itu bisa digambarkan dan diwujudkan dalam sebuah novel romansa.

Tidak, novel ini bukan novel komedi. Tapi sebuah novel romance yang manis. Sangat manis. Jadi, kenapa tertawa ketika membaca novel ini? Karena bahagia, tentu saja, tapi bukan itu. Rasanya aneh menemukan banyak hal yang familiar dan sering dibicarakan bersama bisa muncul di novel DFT. Rasanya seperti tidak sedang membaca sebuah novel tetapi seperti sedang ngobrol dengan si penulisnya. Sepanjang novel itu terdapat banyak percakapan antara dua sahabat yang sama-sama sedang mencari sebuah cinta. Tentang ide-ide sederhana(seandainya) yang mungkin hanya bisa diwujudkan dalam sebuah tulisan. Karena pada kenyataannya, impian itu tetaplah sebuah impian indah yang tidak bisa direalisasikan dalam kehidupan nyata. Jodoh ada di tangan Yang Maha Kuasa. Jadi, kami meminjam kekuatan Tuhan untuk menulis jodoh dalam sebuah novel saja.

Bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan, apalagi kalau hanya bisa dipendam dan tidak bisa disampaikan kepada si dia. Sebuah pengalaman pahit yang banyak dialami oleh orang-orang dengan tipe introvert, yang kurang bisa mengekspresikan diri atau berkomunikasi dengan baik. Pengalaman inilah yang menjadi dasar utama lahirnya dua novel karya si Mbil, CM dan DFT.(sok tahu)

Akan tetapi, menyukai seseorang itu menyenangkan. Membawa kebahagiaan yang luar biasa. Mengenal lebih baik orang yang disukai, menemukan hal-hal baru tentang orang itu, dan memahami pemikiran, cita-cita dan rahasianya itu bisa membawa diri sendiri ke awang-awang. Perasaan indah yang mampu memberikan motivasi dan harapan untuk melakukan sesuatu demi orang yang disukai. Termasuk menulis sebuah novel untuk orang itu. Orang yang sangat beruntung dan dia harus berterima-kasih. Terlepas dari apakah orang itu membalas perasaan sepihak ini atau tidak.

The privilege of being a girl ketika kamu bertepuk sebelah tangan adalah kamu bisa membaginya dengan sahabatmu. Perempuan itu sulit menyimpan rahasia atau pikirannya sendiri. Makanya, carilah banyak teman, jadi kamu bisa berbagi dan mengumbar rahasia ke teman baikmu. Kedengarannya negatif? Tidak juga. Menceritakan masalah dan berkeluh-kesah itu bisa mendatangkan inspirasi untuk teman kita. Apalagi kalau teman itu seorang penulis.(pembenaran terhadap diri sendiri)

Berbagi dengan sahabat perempuan itu luar biasa. Karena cewek itu unik dan aneh. Banyak hal biasa menjadi tidak biasa kalau sudah dimasukkan ke dalam obrolan dua sahabat cewek. Kode rahasia, misalnya. Panggilan khusus atau inisial orang yang disukai(terutama dalam kasus cinta sepihak agar nama asli si dia tidak diketahui orang lain) bisa lahir dan menjadi bahasa rahasia antar-teman. Contohnya? Ada di dalam novel DFT! Sama sekali tidak percaya ketika menemukan panggilan-panggilan 'unik' itu muncul di dalam novel. Karena nama-nama ajaib itu akulah yang menciptakannya. Ini bukan soal hak cipta tapi tidakkah itu luar biasa? Nama-nama itu bahkan tidak layak untuk dikonsumsi banyak orang, kenapa bisa dimasukkan ke dalam novel? Hei, Fuji-something, Prince Bejo dan Mr. Panda, kamu terkenal sekarang!(ayo tertawa)

Bagaimana dengan motivasi dan harapan untuk melakukan sesuatu demi orang yang disukai? Percayalah, The Power of Love itu memang ada. Buktinya adalah novel milik Mbil(yang mana?). Harapan untuk belajar di luar negeri agar bisa menyusul orang yang disukai. Mimpi-mimpi itu dituangkan dalam novel yang dulu, dan mungkin masih menyisakan jeak-jejaknya di novel DFT. Karena sejatinya novel-novel itu adalah wujud dari si penulis yang beranda-andai tentang takdir yang berbeda. Seandainya kisah dalam dunia nyata dapat dibengkokkan, apakah mimpi cinta itu bisa terwujud? Sebagai manusia biasa tentu tidak punya kekuatan untuk menentukan Kuasa Tuhan, maka dari itu semua mimpi itu ditulis dalam sebuah novel. Sebuah romansa impian yang hanya bisa menjadi mimpi tapi berakhir di sebuah tulisan tercetak untuk dibaca seluruh dunia. Sekalipun tetap saja perasaan sepihak itu tidak pernah tersampaikan ke si dia(it's me).

Ada perasaan menggelitik ketika menemukan beberapa kalimat yang dulu pernah disampaikan ke si Mbil ada di dalam novel. Ada satu kalimat yang membuat diri sendiri seperti tertampar. "You know exactly the truth but you don't want to accept it."
Si Mbil mengembalikan kalimat itu untuk curio ya? Karena ketika perasaan suka itu terlalu kuat dan menggebu-gebu kita sering lupa bahwa kita telah melewatkan banyak hal di sekeliling kita. Kalimat itu seperti mengingatkan bahwa apa yang ada di pikiran itu tidaklah sama dengan apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata. Kita harus bangun dari mimpi-mimpi indah itu dan mulai menerima kenyataan bahwa perasaan kita memang lebih baik disimpan untuk diri sendiri dan lambat laun dibiarkan untuk mati. 

Tetaplah menjadi teman dan biarkan perasaan suka yang lebih itu meredup. Teman lebih berharga(semoga).

Sedih? Patah hati? Entahlah.

Tuliskan saja semua perasaan itu, siapa tahu bisa menjadi sebuah novel. Sudah ada buktinya kan? Tidak mudah memang tapi kalau berusaha pasti bisa.

Sepanjang novel DFT rasanya seperti sedang kilas balik semua percakapan dengan si Mbil. Semua keluh kesah, tawa, kesal dan tangisan patah hati yang dulu tersampaikan lewat sms dan social media tertulis di dalam novel itu. Para pembaca tidak akan ada yang percaya bahwa banyak ide dalam novel itu adalah hasil dari obrolan ngalor-ngidul antara dua gadis yang sama-sama bertepuk sebelah tangan. Do we have to create a one-sided club? LOL.

Terima kasih banyak, Mbil.

Di kehidupan curio yang biasa ini ternyata ada hal luar biasa yang terjadi. Novel DFT itu seperti keajaiban. Sekalipun curio tidak berada di sisi penulis ketika novel itu diketik tapi rasanya curio ada di setiap rangkaian cerita itu ditulis. Kebodohan-kebodohan dan rahasia yang biasa diumbar dalam setiap percakapan curio dan Mbil ternyata bisa ditulis!

Dan, rahasia dua gadis bodoh itu pun tetap menjadi rahasia karena dua orang itu pasti bisa menemukan kode rahasia baru untuk berbagi semua mimpi dan cinta mereka. Ayo berjuang!

PS: Sampai detik inipun curio belum menemukan kode rahasia untuk si dia! Sama seperti Caja yang menemukan Albizia. Tidak ada inisial atau kode rahasia.


(Batu, 27 November 2013)








Senin, 18 November 2013

Kejutan dari si Kembar.

Suatu anugerah yang luar biasa untuk bisa bertemu dengan si kembar Arum dan Tyas dalam hidup ini. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau pertemanan kami bertiga bisa bertahan sampai detik ini. Kami harus berterima kasih kepada sebuah lembaga bimbingan belajar, tempat yang mungkin sudah tidak ada lagi saat ini, berkat tempat kerja itu, kami bisa berkumpul seperti sekarang.

Sabtu, 16 November 2013 tidaklah berbeda seperti Sabtu-Sabtu lainnya. Tidak ada perayaan hari itu. Tidak ada sesuatu yang khusus kecuali mendung yang menggantung di langit kota Batu sejak pagi hari. Rencana untuk beristirahat total demi sembuh dari flu dan pilek yang tak kunjung mereda, gagal karena sebuah sms dari ponakan yang meminta(baca: menyuruh) untuk mengantarkan almamater dan baju batik ke kota Malang. Walaupun merasa malas dan capek, akhirnya berangkat juga ke kota sebelah di bawah rintik-rintik hujan yang lumayan dingin. Tapi, sebelum berangkat, secara spontan mengirim sms ke si kembar untuk memberitahu kalau Curio akan ke Malang dan mungkin kami bertiga bisa bertemu. Sudah lama kami tidak berkumpul bersama, lagipula dua anak itu sudah berjanji akan memberi dua novel gratis. Novel hasil tulisan mereka sendiri.

Perjalanan ke Malang berjalan dengan lancar meskipun cuaca dan kondisi lalu-lintasnya membuat badan semakin berasa setengah melayang. Setelah paket baju sampai di tangan ponakan dengan selamat, akhirnya membulatkan hati untuk pergi ke rumah si kembar di Madyopuro. Terbayang jarak yang jauh, lalu lintas yang ruwet dan hujan yang menghadang, tapi tetap saja semua itu dikesampingkan demi bertemu dengan dua sahabat yang sudah lama dirindukan.

Kejutan pertama, begitu sampai di rumah mereka, bukannya disuruh masuk rumah tapi malah disuruh mengantar Tyas untuk membeli solasi aka tape ke perumahan sebelah(Sawojajar). Great, that what friends are for!

Kejutan kedua, akhirnya Curio bertemu dengan Petto! Setelah sekian lama 'mengenal' makhluk yang satu ini, akhirnya Curio bertatap muka langsung dengannya. Ternyata seperti itu wujud aslinya. Anak baik. Syukurlah, Arum. Anehnya, ada satu pertanyaan yang tidak bisa hilang di kepala Curio ketika Curio sudah berada di rumah di malam harinya. Hey, Arum, Petto, hubungan kalian itu sekarang seperti apa? Kenapa kalian mesra sekali waktu itu?

Kejutan ketiga, bertemu dengan Ayah si kembar. Selama ini memang hanya pernah bertemu dengan sang Bunda tapi belum sekalipun bertemu muka langsung dengan sang Ayah. Sekarang Curio benar-benar yakin kalau si kembar itu lebih mirip Bunda daripada Ayah.

Kejutan selanjutnya, tentu saja, menerima dua novel milik si kembar! Hore!
1. Kisah Langit oleh Arum Effendi.
Kisah Langit
Curio tidak begitu tahu tentang proses penulisan novel ini selain cerita dari si Arum tentang harpa, yang memang ada di dalam buku ini.

Senang sekali mendapat hadiah ini!

Dan, lebih senang lagi ketika mengetahui bahwa nama Curio juga disebut dalam halaman terima kasih novel ini. Wah!

I have done nothing to help you with this book, Arum. You are so nice.

Saking senangnya sampai Curio bersikeras untuk menjaga bungkus plastik dari novel ini, serta memasukannya kembali ke dalam amplop cokelat. Karena awalnya novel ini akan dikirim melalui pos. Tapi, Curio sendiri yang menjemput novel ini.


2. Dance for Two oleh Tyas Effendi.
Dance for Two
Ini adalah novel kedua yang Curio dapat dari Tyas setelah Catatan Musim yang dulu diberikan sebelmunya.

Karena masih terlalu terpukau dengan Kisah Langit, Curio tidak begitu memperhatikan novel ini sewaktu masih di Madyopuro. Tapi, kejutan datang ketika Curio membuka novel ini di rumah. Nama Curio ada lagi di halaman ucapan terima kasih. Really?

"Sahabat jauhku, HR. Setiap perbincangan tak berujung itu memberiku ruang untuk berpikir."

I've done nothing!

Tahukah kalian, membubuhkan namaku di novel kalian itu adalah penghargaan yang luar biasa untuk Curio. Karena Curio-lah yang harus bersyukur dan berterima kasih karena diijinkan untuk mengenal kalian.

Kalian tidak tahu seberapa lebar senyum yang terus menghiasi wajah Curio sepanjang malam Minggu itu.

Thank you, twins! I love you two!

Dan, setelah semua kejutan yang menyenangkan ini, tentu saja ada 'kewajiban' yang harus diselesaikan.
Semoga Curio bisa mewujudkannya.

Karena apapun yang sudah kita bertiga lalui bersama baik tawa maupun duka, pengakuan sama sekali tak pernah terpikirkan oleh Curio. Jalinan persahabatan kitalah harta berharga untuk Curio.

(Batu, 18 November 2013) 




My Blog?

Hello!

Apa yang sudah saya lakukan ini? Saya juga tidak tahu.
Demi apa saya berani membuat blog ini?