Rabu, 27 November 2013

Cinta Sepihak, Perasaan Terpendam, Mimpi-Mimpi, dan Obrolan Dua Gadis Bodoh.

Didedikasikan untuk novel Dance for Two (dan mungkin sedikit menyenggol Catatan Musim)

Jangan meremehkan obrolan dua gadis bodoh dan ingusan(soal cinta), karena diskusi-diskusi dan perselisihan tidak jelas itu bisa menghasilkan sebuah karya tulis yang dicetak secara luas. Sebuah novel. Sungguh tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa perbincangan tak berujung itu bisa digambarkan dan diwujudkan dalam sebuah novel romansa.

Tidak, novel ini bukan novel komedi. Tapi sebuah novel romance yang manis. Sangat manis. Jadi, kenapa tertawa ketika membaca novel ini? Karena bahagia, tentu saja, tapi bukan itu. Rasanya aneh menemukan banyak hal yang familiar dan sering dibicarakan bersama bisa muncul di novel DFT. Rasanya seperti tidak sedang membaca sebuah novel tetapi seperti sedang ngobrol dengan si penulisnya. Sepanjang novel itu terdapat banyak percakapan antara dua sahabat yang sama-sama sedang mencari sebuah cinta. Tentang ide-ide sederhana(seandainya) yang mungkin hanya bisa diwujudkan dalam sebuah tulisan. Karena pada kenyataannya, impian itu tetaplah sebuah impian indah yang tidak bisa direalisasikan dalam kehidupan nyata. Jodoh ada di tangan Yang Maha Kuasa. Jadi, kami meminjam kekuatan Tuhan untuk menulis jodoh dalam sebuah novel saja.

Bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan, apalagi kalau hanya bisa dipendam dan tidak bisa disampaikan kepada si dia. Sebuah pengalaman pahit yang banyak dialami oleh orang-orang dengan tipe introvert, yang kurang bisa mengekspresikan diri atau berkomunikasi dengan baik. Pengalaman inilah yang menjadi dasar utama lahirnya dua novel karya si Mbil, CM dan DFT.(sok tahu)

Akan tetapi, menyukai seseorang itu menyenangkan. Membawa kebahagiaan yang luar biasa. Mengenal lebih baik orang yang disukai, menemukan hal-hal baru tentang orang itu, dan memahami pemikiran, cita-cita dan rahasianya itu bisa membawa diri sendiri ke awang-awang. Perasaan indah yang mampu memberikan motivasi dan harapan untuk melakukan sesuatu demi orang yang disukai. Termasuk menulis sebuah novel untuk orang itu. Orang yang sangat beruntung dan dia harus berterima-kasih. Terlepas dari apakah orang itu membalas perasaan sepihak ini atau tidak.

The privilege of being a girl ketika kamu bertepuk sebelah tangan adalah kamu bisa membaginya dengan sahabatmu. Perempuan itu sulit menyimpan rahasia atau pikirannya sendiri. Makanya, carilah banyak teman, jadi kamu bisa berbagi dan mengumbar rahasia ke teman baikmu. Kedengarannya negatif? Tidak juga. Menceritakan masalah dan berkeluh-kesah itu bisa mendatangkan inspirasi untuk teman kita. Apalagi kalau teman itu seorang penulis.(pembenaran terhadap diri sendiri)

Berbagi dengan sahabat perempuan itu luar biasa. Karena cewek itu unik dan aneh. Banyak hal biasa menjadi tidak biasa kalau sudah dimasukkan ke dalam obrolan dua sahabat cewek. Kode rahasia, misalnya. Panggilan khusus atau inisial orang yang disukai(terutama dalam kasus cinta sepihak agar nama asli si dia tidak diketahui orang lain) bisa lahir dan menjadi bahasa rahasia antar-teman. Contohnya? Ada di dalam novel DFT! Sama sekali tidak percaya ketika menemukan panggilan-panggilan 'unik' itu muncul di dalam novel. Karena nama-nama ajaib itu akulah yang menciptakannya. Ini bukan soal hak cipta tapi tidakkah itu luar biasa? Nama-nama itu bahkan tidak layak untuk dikonsumsi banyak orang, kenapa bisa dimasukkan ke dalam novel? Hei, Fuji-something, Prince Bejo dan Mr. Panda, kamu terkenal sekarang!(ayo tertawa)

Bagaimana dengan motivasi dan harapan untuk melakukan sesuatu demi orang yang disukai? Percayalah, The Power of Love itu memang ada. Buktinya adalah novel milik Mbil(yang mana?). Harapan untuk belajar di luar negeri agar bisa menyusul orang yang disukai. Mimpi-mimpi itu dituangkan dalam novel yang dulu, dan mungkin masih menyisakan jeak-jejaknya di novel DFT. Karena sejatinya novel-novel itu adalah wujud dari si penulis yang beranda-andai tentang takdir yang berbeda. Seandainya kisah dalam dunia nyata dapat dibengkokkan, apakah mimpi cinta itu bisa terwujud? Sebagai manusia biasa tentu tidak punya kekuatan untuk menentukan Kuasa Tuhan, maka dari itu semua mimpi itu ditulis dalam sebuah novel. Sebuah romansa impian yang hanya bisa menjadi mimpi tapi berakhir di sebuah tulisan tercetak untuk dibaca seluruh dunia. Sekalipun tetap saja perasaan sepihak itu tidak pernah tersampaikan ke si dia(it's me).

Ada perasaan menggelitik ketika menemukan beberapa kalimat yang dulu pernah disampaikan ke si Mbil ada di dalam novel. Ada satu kalimat yang membuat diri sendiri seperti tertampar. "You know exactly the truth but you don't want to accept it."
Si Mbil mengembalikan kalimat itu untuk curio ya? Karena ketika perasaan suka itu terlalu kuat dan menggebu-gebu kita sering lupa bahwa kita telah melewatkan banyak hal di sekeliling kita. Kalimat itu seperti mengingatkan bahwa apa yang ada di pikiran itu tidaklah sama dengan apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata. Kita harus bangun dari mimpi-mimpi indah itu dan mulai menerima kenyataan bahwa perasaan kita memang lebih baik disimpan untuk diri sendiri dan lambat laun dibiarkan untuk mati. 

Tetaplah menjadi teman dan biarkan perasaan suka yang lebih itu meredup. Teman lebih berharga(semoga).

Sedih? Patah hati? Entahlah.

Tuliskan saja semua perasaan itu, siapa tahu bisa menjadi sebuah novel. Sudah ada buktinya kan? Tidak mudah memang tapi kalau berusaha pasti bisa.

Sepanjang novel DFT rasanya seperti sedang kilas balik semua percakapan dengan si Mbil. Semua keluh kesah, tawa, kesal dan tangisan patah hati yang dulu tersampaikan lewat sms dan social media tertulis di dalam novel itu. Para pembaca tidak akan ada yang percaya bahwa banyak ide dalam novel itu adalah hasil dari obrolan ngalor-ngidul antara dua gadis yang sama-sama bertepuk sebelah tangan. Do we have to create a one-sided club? LOL.

Terima kasih banyak, Mbil.

Di kehidupan curio yang biasa ini ternyata ada hal luar biasa yang terjadi. Novel DFT itu seperti keajaiban. Sekalipun curio tidak berada di sisi penulis ketika novel itu diketik tapi rasanya curio ada di setiap rangkaian cerita itu ditulis. Kebodohan-kebodohan dan rahasia yang biasa diumbar dalam setiap percakapan curio dan Mbil ternyata bisa ditulis!

Dan, rahasia dua gadis bodoh itu pun tetap menjadi rahasia karena dua orang itu pasti bisa menemukan kode rahasia baru untuk berbagi semua mimpi dan cinta mereka. Ayo berjuang!

PS: Sampai detik inipun curio belum menemukan kode rahasia untuk si dia! Sama seperti Caja yang menemukan Albizia. Tidak ada inisial atau kode rahasia.


(Batu, 27 November 2013)








Senin, 18 November 2013

Kejutan dari si Kembar.

Suatu anugerah yang luar biasa untuk bisa bertemu dengan si kembar Arum dan Tyas dalam hidup ini. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau pertemanan kami bertiga bisa bertahan sampai detik ini. Kami harus berterima kasih kepada sebuah lembaga bimbingan belajar, tempat yang mungkin sudah tidak ada lagi saat ini, berkat tempat kerja itu, kami bisa berkumpul seperti sekarang.

Sabtu, 16 November 2013 tidaklah berbeda seperti Sabtu-Sabtu lainnya. Tidak ada perayaan hari itu. Tidak ada sesuatu yang khusus kecuali mendung yang menggantung di langit kota Batu sejak pagi hari. Rencana untuk beristirahat total demi sembuh dari flu dan pilek yang tak kunjung mereda, gagal karena sebuah sms dari ponakan yang meminta(baca: menyuruh) untuk mengantarkan almamater dan baju batik ke kota Malang. Walaupun merasa malas dan capek, akhirnya berangkat juga ke kota sebelah di bawah rintik-rintik hujan yang lumayan dingin. Tapi, sebelum berangkat, secara spontan mengirim sms ke si kembar untuk memberitahu kalau Curio akan ke Malang dan mungkin kami bertiga bisa bertemu. Sudah lama kami tidak berkumpul bersama, lagipula dua anak itu sudah berjanji akan memberi dua novel gratis. Novel hasil tulisan mereka sendiri.

Perjalanan ke Malang berjalan dengan lancar meskipun cuaca dan kondisi lalu-lintasnya membuat badan semakin berasa setengah melayang. Setelah paket baju sampai di tangan ponakan dengan selamat, akhirnya membulatkan hati untuk pergi ke rumah si kembar di Madyopuro. Terbayang jarak yang jauh, lalu lintas yang ruwet dan hujan yang menghadang, tapi tetap saja semua itu dikesampingkan demi bertemu dengan dua sahabat yang sudah lama dirindukan.

Kejutan pertama, begitu sampai di rumah mereka, bukannya disuruh masuk rumah tapi malah disuruh mengantar Tyas untuk membeli solasi aka tape ke perumahan sebelah(Sawojajar). Great, that what friends are for!

Kejutan kedua, akhirnya Curio bertemu dengan Petto! Setelah sekian lama 'mengenal' makhluk yang satu ini, akhirnya Curio bertatap muka langsung dengannya. Ternyata seperti itu wujud aslinya. Anak baik. Syukurlah, Arum. Anehnya, ada satu pertanyaan yang tidak bisa hilang di kepala Curio ketika Curio sudah berada di rumah di malam harinya. Hey, Arum, Petto, hubungan kalian itu sekarang seperti apa? Kenapa kalian mesra sekali waktu itu?

Kejutan ketiga, bertemu dengan Ayah si kembar. Selama ini memang hanya pernah bertemu dengan sang Bunda tapi belum sekalipun bertemu muka langsung dengan sang Ayah. Sekarang Curio benar-benar yakin kalau si kembar itu lebih mirip Bunda daripada Ayah.

Kejutan selanjutnya, tentu saja, menerima dua novel milik si kembar! Hore!
1. Kisah Langit oleh Arum Effendi.
Kisah Langit
Curio tidak begitu tahu tentang proses penulisan novel ini selain cerita dari si Arum tentang harpa, yang memang ada di dalam buku ini.

Senang sekali mendapat hadiah ini!

Dan, lebih senang lagi ketika mengetahui bahwa nama Curio juga disebut dalam halaman terima kasih novel ini. Wah!

I have done nothing to help you with this book, Arum. You are so nice.

Saking senangnya sampai Curio bersikeras untuk menjaga bungkus plastik dari novel ini, serta memasukannya kembali ke dalam amplop cokelat. Karena awalnya novel ini akan dikirim melalui pos. Tapi, Curio sendiri yang menjemput novel ini.


2. Dance for Two oleh Tyas Effendi.
Dance for Two
Ini adalah novel kedua yang Curio dapat dari Tyas setelah Catatan Musim yang dulu diberikan sebelmunya.

Karena masih terlalu terpukau dengan Kisah Langit, Curio tidak begitu memperhatikan novel ini sewaktu masih di Madyopuro. Tapi, kejutan datang ketika Curio membuka novel ini di rumah. Nama Curio ada lagi di halaman ucapan terima kasih. Really?

"Sahabat jauhku, HR. Setiap perbincangan tak berujung itu memberiku ruang untuk berpikir."

I've done nothing!

Tahukah kalian, membubuhkan namaku di novel kalian itu adalah penghargaan yang luar biasa untuk Curio. Karena Curio-lah yang harus bersyukur dan berterima kasih karena diijinkan untuk mengenal kalian.

Kalian tidak tahu seberapa lebar senyum yang terus menghiasi wajah Curio sepanjang malam Minggu itu.

Thank you, twins! I love you two!

Dan, setelah semua kejutan yang menyenangkan ini, tentu saja ada 'kewajiban' yang harus diselesaikan.
Semoga Curio bisa mewujudkannya.

Karena apapun yang sudah kita bertiga lalui bersama baik tawa maupun duka, pengakuan sama sekali tak pernah terpikirkan oleh Curio. Jalinan persahabatan kitalah harta berharga untuk Curio.

(Batu, 18 November 2013) 




My Blog?

Hello!

Apa yang sudah saya lakukan ini? Saya juga tidak tahu.
Demi apa saya berani membuat blog ini?